SURABAYA, Lingkarjatim.co.id – Selama pelaksanaan PPKM level 4, aktivitas bus di Terminal Purabaya, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) nyaris sepi.
Berdasarkan pantauan Lingkarjatim.co.id, Rabu (28/7/2021), sekira pukul 10.00 WIB, hanya ada dua bus yang siap berangkat dengan kursi penumpang terlihat kosong.
Kondisi seperti itu nyaris setiap hari selama masa PPKM darurat hingga PPKM Level 4, kata Kepala Unit Terminal Purabaya, Imam Hidayat.
“Yah seperti ini mas, aktivitas turun hingga 95 persen. Beberapa armada ada yang masih jalan, tapi rata-rata masih di wilayah Jawa Timur,” ujar Imam, kepada LIngkarjatim.co.id, Rabu (28/7/2021).
Jumlah penumpang, kata dia, sangat fluktuatif. Dalam sehari tidak mencapai dua ribu penumpang. Terutama untuk bus AKDP (Antar kota dalam provinsi). Sedangkan untuk AKAP (antar kota antar provinsi) sangat jarang beroperasi.
“Terkait armada AKAP beroperasi atau tidak itu tergantung dari perusahaanya. Tapi, ada dua bus AKAP yang masih terlihat beroperasi, seperti Eka dan Mira,” kata Imam.
Imam juga menhgatakan bahwa sopir dan kernet yang beroperasi harus menunjukan surat swab antigen dan vaksin. Hal itu juga berlaku bagi penumpang.
“Banyak bus malam yang nggak jalan. Soalnya peraturannya ketat, terutama untuk tujuan Jakarta dan Bali,” pungkasnya.
Baca Juga:
Arab Saudi Ancam Warganya yang Bepergian ke Indonesia
SOPIR MENGELUH TERANCAM PEMOTONGAN GAJI
Perpanjangan PPKM Level 4 sangat berdampak bagi para sopir bus dan karyawan Terminal Purabaya, Surabaya.
Fandi (27, sopir bus Harapan Jaya, mengatakan bahwa perpanjangan PPKM hanya mempersempit penghasilan para sopir dan karyawan bus.
“Penghasilan saya tergantung dari penumpang. Hari ini saja saya dan mungkin juga sopir dari perusahaan yang lain, alami pemotongan gaji,” keluhnya.
“Bayangkan saja PP (Pulang-Pergi) total dalam sehari saya hanya bisa mendapatkan maksimal 50 penumpang. Penghasilan dari 50 penumpang cuma Rp900 ribu sampai Rp1 juta,” sambung Fandi.
Ia pun mengungkapan bahwa salah satu kendala transportasi bus adalah penutupan jalan. Padahal, kata Fandi, jalan protokol satu-satunya akses untuk beroperasi. *
Penulis: Dimas Tri Pamungkas
Editor : M. Rain Daling